Minggu, 29 November 2015

Sejit TE BO

HUT ᴅᴇᴡɪ ʙᴜᴍɪ, Iʙᴜ Pᴇʀᴛɪᴡɪ (Pʀ̥ᴛʜɪᴠī MĀĀ)
地母聖誕
-------------------------------------------------
Tanggal 18 bulan 10 Imlek


Tee Bo Nio Nio, Bunda Bumi

地神常言:「我負大地一切所有、及須彌山,不以為重,亦無厭心。於三種人,我恒厭倦,不欲勝持。
何等為三?
一、心懷叛逆,謀害人王。
二、念棄恩親,不孝父母。
三、撥無因果,毀謗三尊,破法輪僧,障修善者。
如是三人,我極患重,乃至一念不欲任持。」

Dewi Bumi senantiasa berkata: “Menyangga segala yang ada di bumi besar ini beserta Gunung Sumeru, aku tidak merasa berat, juga tiada pikiran enggan. Namun, terhadap tiga jenis orang, aku selalu kelelahan dan tak hendak menanggungnya. Apakah ketiganya?
  1. Mereka yang menyimpan pikiran memberontak dan merencanakan makar kepada raja manusia.
  2. Mereka yang melupakan budi dan tidak berbakti kepada orangtuanya.
  3. Mereka yang menguncarkan bahwa tiada sebab-akibat, para pemfitnah Triratna, anggota saṅgha yang merusak perputaran Roda Dharma, serta orang yang merintangi pengembangan kebaikan.
Demikianlah terhadap tiga jenis orang ini aku amat menderita keberatan, bahkan tak hendak menanggungnya sekejap pun.”

—— Gaṇḍavyūha Sūtra/Avataṃsaka XL 《四十華嚴》
(T. vol. 10, № 293 hlm. 715a)

Jumat, 27 November 2015

Sutra tentang Berakhirnya Dharma

emerosotan Śāsana telah dinubuatkan sejak jauh hari oleh Buddha sendiri dalam Sūtra tentang Berakhirnya Dharma (Fo-shuo fa mieh-chin ching 《佛說法滅盡經》, T. № 396). Sūtra pendek yang bersifat apokaliptis ini memiliki tempat penting dalam Buddhisme Tiongkok. Petikan daripadanya sering dikutip karena menyinggung teks lain, Śūraṅgama- dan Pratyutpanna-samādhi, yang dikatakan akan menjadi sūtra-sūtra pertama yang lenyap dari muka bumi. Ramalan populer tentang jubah śramaṇa yang berubah warna menjadi putih setelah wafatnya Raja Candraprabha, seorang tokoh revivalis, juga bersumber dari sini.

Sudah seberapa jauhkah kemerosotan berlangsung? Apakah kejadian-kejadian yang diramalkan akan terjadi dalam waktu dekat ataukah masih lama? Kita mungkin bisa menilainya sendiri. Di dalam sūtra ini dikatakan bahwa menjelang berakhirnya Dharma, pria akan berusia pendek, maksimal 60 tahun. Saat ini kita berada dalam masa kemerosotan di mana setiap satu abad rata-rata usia manusia berkurang satu tahun. Buddha Śākyamuni pernah berikrar di masa lampau, hendak mencapai Kebuddhaan saat manusia rata-rata berusia 100 tahun. Maka dapat kita perhitungkan bahwa kejadian-kejadian yang diramalkan di dalam sūtra akan terjadi pada 100 – 60 = 40 abad setelah Buddha parinirvāṇa (yakni, sekitar tahun 4000 BE).

Manuskrip-manuskrip Sūtra tentang Berakhirnya Dharma banyak ditemukan di antara naskah-naskah Tun-huang. Salah satunya dimuat pada volume 85 Tripiṭaka Taishō (№ 2874). Salinan ini — aslinya kini menjadi koleksi The British Library (S.2109) — tidak lengkap karena terdapat kerusakan pada kertasnya di bagian akhir. Judulnya terbaca: Hsiao fa mieh-chin ching 《小法滅盡經》 (‘Fa mieh-chin ching Kecil’). Perbedaan judul ini menyebabkan editor Taishō menganggapnya teks yang berlainan dengan T. № 396 sehingga memuatnya kembali di volume 85. Kerancuan atas sūtra ini sebenarnya bukan hal baru yang hanya dilakukan oleh editor Taishō; sejak zaman dahulu para penyusun katalog kitab suci pun merancukan judul maupun isinya.





Status sūtra ini terlihat membingungkan karena katalog-katalog lama mencantumkan adanya berbagai teks — kebanyakan bersifat apokrif — yang sama-sama menggunakan judul Fa mieh-chin ching (atau variannya Fa mo-chin ching). Cukup sulit untuk mengidentifikasi manakah salah satunya yang merupakan sūtra kita ini. Ada baiknya kita melihat katalog susunan Sêng-yu 僧祐 yang usianya paling tua (terbit tahun 515) di antara katalog-katalog yang masih lestari, Ch’u san-tsang chi chi 《出三藏記集》 (‘Kumpulan Catatan [Teks-Teks] yang Telah Diterjemahkan dari Tripiṭaka’, T. vol. 55 № 2145).

Tiga buah Sūtra tentang Berakhirnya Dharma disebutkan dalam Ch’u san-tsang chi chi. Dua di antaranya dinyatakan di jilid 2 sebagai terjemahan Dharmarakṣa (Chu Fa-hu 竺法護). Yang pertama (hlm. 8c) berjudul:


《法沒盡經》,一卷 Fa mo-chin ching, 1 jilid.
(或云《空寂菩薩所問經》,太煕元年二月七日出。)
(Atau disebut juga Sūtra tentang Pertanyaan Bodhisattva K’ung-chi, diterjemahkan pada tahun pertama era T’ai-hsi [290] bulan 2 tanggal 7.)
……
右九十部,凡二百六卷,今並有其經.
 Sembilan puluh judul di atas, dalam 206 jilid, kini masih lestari semua teksnya.

Namun, ini jelas bukan teks yang kita maksud karena dalam sūtra kita tiada tokoh yang bernama Bodhisattva K’ung-chi. Teks kedua (hlm. 9a) yang juga diterjemahkan oleh Dharmarakṣa ialah:


《小法沒盡經》,一卷 Hsiao fa mo-chin ching , 1 jilid.

……
右六十四部,凡一百一十六卷,經今闕。
 Enam puluh empat judul di atas, dalam 116 jilid, teksnya kini punah.

合二件,凡一百五十四部,合三百九卷。晋武帝時,沙門竺法護到西域,得梵本還。自太始中,至懷帝永嘉二年,以前所譯出。
Kedua butir di atas digabungkan meliputi 154 judul dengan total 309 jilid (? seharusnya 322). Pada masa Kaisar Chin Wu-ti (265–290) adalah Śramaṇa Chu Fa-hu yang sampai ke negeri Barat dan memperoleh kitab Sanskertanya untuk dibawa pulang. Sejak pertengahan era T’ai-shih hingga tahun ke-2 era Yung-chia (309) dari Kaisar Huai-ti, [teks-teks] di atas diterjemahkannya.

Teks ini pun bukan sūtra yang kita maksud karena di zaman Sêng-yu bahkan telah punah. Maka Sūtra tentang Berakhirnya Dharma yang disebutkan di jilid 4 (hlm. 28c) adalah satu-satunya kandidat yang mungkin:


《法滅盡經》,一卷 Fa mieh-chin ching , 1 jilid.

……
右八百四十六部,凡八百九十五卷,新集所得。今並有其本,悉在經藏條,新撰目録。
Judul-judul sejumlah 846 di atas, dalam 895 jilid, diperoleh dari koleksi baru. Kini semua masih ada teksnya dalam Sūtra Piṭaka, pada daftar isi yang baru disusun.

Jadi, teks terakhir ini belum lama diterjemahkan pada zaman Sêng-yu — walau nama penerjemahnya kini telah hilang. Sêng-yu sendiri sepertinya tidak meragukan otentisitasnya. Nyatanya, ia memang mengutip hampir keseluruhan sūtra ini di bagian ke-34 atau terakhir dari kronologi hidup Śākyamuni karangannya, Shih-chia p’u 《釋迦譜》 (T. vol. 50, № 2040 hlm. 83c–84b).




Kerumitan timbul dalam katalog-katalog yang disusun setelah Ch’u san-tsang chi chi. Dalam Chung-ching mu-lu 《眾經目錄》 (T. № 2146) susunan Fa-ching 法經 dkk. (terbit 593), misalnya, selain dua terjemahan Dharmarakṣa, kita menemukan lagi dua teks di antara 80 judul kitab-kitab palsu (眾經偽妄) yang disebutkan di jilid 2 (hlm. 127a):

《小般泥洹經》,一卷 Parinirvāṇa Sūtra Kecil, 1 jilid.
(一名《法滅盡經》。)
(Juga dinamakan Fa mieh-chin ching.)
《佛説法滅盡經》,一卷 Fo-shuo fa mieh-chin ching, 1 jilid.

Di jilid 4 sebuah Fa mieh-chin ching 《法滅盡經》 disebutkan kembali (hlm. 138a) di antara 29 judul kitab-kitab yang diragukan (眾經疑惑), yang belum dapat dipastikan keasliannya. Klasifikasi ini diteruskan dalam kebanyakan katalog belakangan. Katalog-katalog belakangan akhirnya juga menolak Sūtra tentang Pertanyaan Bodhisattva K’ung-chi sebagai terjemahan Dharmarakṣa, bahkan menganggapnya pemalsuan, sehingga teks ini pun tidak kita jumpai lagi dalam kanon Tripiṭaka Tionghoa modern.

Tanpa keterangan apa-apa, sungguh sulit bagi kita untuk menentukan apakah Fa mieh-chin ching yang disebutkan di antara kitab-kitab palsu dan kitab-kitab yang diragukan adalah teks yang identik atau berlainan. Jikalau memang hanya satu teks yang identik, lalu termasuk golongan manakah sebenarnya teks ini: palsu atau masih diragukan? Di samping itu kita juga tidak tahu apakah isi kedua teks ini benar-benar sama dengan yang dikutip Sêng-yu dalam Shih-chia p’u. Bagaimana pun juga, teks yang dikutip Sêng-yu selalu dianggap kanonis sehingga termuat dalam berbagai edisi Tripiṭaka yang dicetak hingga sekarang.














《佛說法滅盡經》
Sūtra tentang Berakhirnya Dharma
(T. № 396)







僧祐錄中,失譯經人名
今附劉宋錄
Dalam katalog Sêng-yu nama penerjemahnya telah hilang
Teks yang ada kini telah tercantum pada rekaman Dinasti Liu-Sung






聞如是。
Demikianlah yang telah kudengar:



一時,佛在拘夷那竭國。如來三月當般涅槃。與諸比丘、及諸菩薩,無央數眾,來詣佛所,稽首于地。
Pada suatu ketika Buddha berada di Negeri Kuśinagara. Dalam tiga bulan Tathāgata akan parinirvāṇa, dan para bhikṣu serta para bodhisattva, suatu rombongan yang tidak terbilang banyaknya, datang ke tempat Buddha untuk bersembah sujud.

眷屬圍遶,渇仰聞法,世尊寂靜,默無所說,光明不現。
Dikelilingi oleh pengikut-pengikut yang haus untuk mendengarkan Dharma ini¹, Bhagavan tetap tenang dan berdiam tanpa berkata-kata. Cahaya-Nya pun tidak muncul.



賢者阿難作禮白佛言:「世尊。前後說法,威光獨顯。今大眾會,光更不現,何故如此?必有緣故,願聞其意。」
Maka Āyuṣman Ānanda memberi hormat dan berkata kepada Buddha: “Ya Bhagavan, sebelum dan sesudah Engkau membabarkan Dharma, senantiasa cahaya agung-Mu tampak. Namun, dalam persamuhan besar ini kini tiada cahaya yang muncul. Mengapakah demikian? Tentu ada musababnya, dan kami berharap dapat mendengar maksudnya.”




Jawaban Buddha



佛默不應。如是至三,佛告阿難:「吾涅槃後,法欲滅時,五逆濁世,魔道興盛。
Akan tetapi, Buddha tetap berdiam dan tidak menjawab. Demikian hingga tiga kali [permohonan tersebut diulangi], ²bersabdalah Buddha kepada Ānanda: “Setelah Aku parinirvāṇa, menjelang berakhirnya Dharma, tatkala lima kedurhakaan (pañcānantarya) mencemari dunia, jalan Māra akan berkembang subur.

魔作沙門,壞亂吾道;著俗衣裳,樂好袈裟、五色之服;
Māra-māra akan berpura-pura menjadi śramaṇa, merusak dan mengacaukan ajaran-Ku. Mereka akan mengenakan pakaian orang awam dan lebih menyukai jubah kaṣāya dari kain pancawarna.

飲酒噉肉,殺生貪味;無有慈心,更相憎嫉。
Mereka akan meminum alkohol dan memakan daging, membunuh makhluk hidup karena kerakusan mereka pada rasa nikmat. Mereka takkan memiliki hati kasih sayang, bahkan akan saling membenci dan iri satu sama lain.



「時,有菩薩、辟支、羅漢,精進修德,一切敬待;人所宗向,教化平等;
“Pada saat itu akan terdapat bodhisattva, pratyeka, serta arhat yang bersemangat dalam mengembangkan kebajikan. Mereka akan memperlakukan semua dengan hormat dan menjadi panutan orang. Dengan adil (tanpa pilih kasih) mereka akan mengajar dan berkhotbah.

憐貧念老,救育窮厄;恒以經像,令人奉事,作諸功德;
Mereka akan mengasihani yang papa dan memperhatikan yang renta, menolong yang miskin dan merawat yang menderita. Mereka akan selalu mendorong orang-orang agar menghormati dan menjunjung sūtra-sūtra dan pratima Buddha, serta melakukan berbagai perbuatan jasa.

志性思善,不侵害人;捐身濟物,不自惜己,忍辱仁和。
Baik-budi tabiatnya, mereka tidak pernah berniat mencelakai orang. Mereka akan mengorbankan tubuhnya untuk menolong makhluk lain tanpa menyayangkan dirinya. Mereka sabar terhadap hinaan, pemaaf dan pendamai.




Kedegilan Bhikṣu-Bhikṣu Māra



「設有是人,眾魔比丘咸共嫉之,誹謗揚惡,擯黜驅遣,不令得住。
“Jikalau orang seperti ini ada, kelompok bhikṣu-bhikṣu māra akan bersama-sama membencinya. Mereka akan memfitnah serta menyebarkan keburukannya. Mereka akan mengusir dan mengucilkannya, dan takkan membiarkan dia tinggal.

自共於後,不修道德;寺廟空荒、無復修理,轉就毀壞;
Mereka sendiri kemudian tidak mengembangkan kebajikan sesuai Dharma. Vihāra-vihāra mereka akan kosong dan terabaikan, tiada yang memperbaiki, lalu berubah menjadi puing reruntuhan.

但貪財物,積聚不散,不作福德。
Mereka hanya akan tamak kepada harta benda, mengumpulkan tanpa pernah membagikannya. Tidak pernah mereka menggunakannya untuk berbuat baik.



「販賣奴婢,耕田種植;焚燒山林,傷害眾生,無有慈心。
“Mereka akan memperjualbelikan pelayan-pelayan laki-laki dan perempuan. Mereka akan membajak sawah dan bercocok tanam, membuka lahan pegunungan dengan membakar hutan, dan mencelakakan makhluk hidup tanpa kasih sayang dalam hati mereka.

奴為比丘,婢為比丘尼;
Pelayan laki-laki akan mereka jadikan bhikṣu; pelayan perempuan dijadikan bhikṣuṇī.

無有道德,淫泆濁亂,男女不別。
Karena tidak memiliki kebajikan Dharma, pelayan-pelayan itu kemudian melakukan perbuatan dursila dan cemar. Tiada lagi pemisahan antara [komunitas] laki-laki dan perempuan.

令道薄淡,皆由斯輩。
Merekalah biang keladi melemahnya Dharma.



「或避縣官,依倚吾道,求作沙門,不修戒律。
“Untuk menghindari aparat hukum, penjahat-penjahat akan mencari perlindungan dalam Dharma-Ku: ingin menjadi śramaṇa, namun tidak mau menjalankan śīla dan vinaya.

月半月盡,假名誦戒;厭倦懈怠,不欲聽聞。
Pembacaan prātimokṣa pada pertengahan bulan dan akhir bulan hanyalah tinggal nama³ saja. Karena capai, malas dan lalai, mereka tidak sudi mendengarnya lagi.

抄略前後,不肯盡說,
Mereka akan menyingkat di sana-sini dan takkan mengucapkan lagi [teks-teks Dharma] secara utuh.

經不誦習。設有讀者不識字句,為強言是;
Pelafalan dan pengkajian sūtra-sūtra akan terhenti. Sekalipun ada yang membacanya, mereka takkan mengenali kata-kata atau kalimat-kalimatnya. Namun, mereka akan bersikeras bahwa mereka memahaminya.

不諮明者,貢高求名。虛顯雅步以為榮,冀望人供養。
Mereka takkan bertanya kepada yang mengerti karena kesombongan dan reputasi mereka. Mereka akan berpura-pura berpenampilan anggun demi menjaga citra dan menarik persembahan umat.



「眾魔比丘,命終之後,精神當墮無擇地獄。
“Setelah hidup bhikṣu-bhikṣu māra ini berakhir, mereka akan terjatuh ke Neraka Avīci.

五逆罪中,餓鬼、畜生靡不經歷。恒河沙劫,罪竟乃出;
Karena melakukan lima kedurhakaan, mereka akan menjadi setan kelaparan dan hewan selama berkalpa-kalpa yang banyaknya bagaikan pasir Sungai Gaṅgā. Setelah karma buruk mereka selesai, barulah mereka dapat keluar.

生在邊國,無三寶處。
Mereka akan terlahir kembali di negeri-negeri perbatasan (mleccha), tempat di mana Triratna tidak dikenal.




Gambaran Suram di Masa Datang



「法欲滅時,女人精進,恒作福德。
“Menjelang berakhirnya Dharma, wanita akan lebih bersemangat dalam melakukan perbuatan baik.

男子懈慢,不用法語;眼見沙門,如視糞土,無有信心。
Sebaliknya, pria akan menjadi malas dan sombong; mereka takkan lagi menerapkan petuah-petuah Dharma. Mereka akan memandang śramaṇa seperti tahi di tanah, dan tidak lagi memiliki keyakinan.



「法將殄沒,登爾之時,諸天泣淚。
“Saat Dharma hampir terbenam, para dewa akan meratap.

水旱不調,五穀不熟。疫氣流行,死亡者眾。
Musim hujan dan kemarau takkan beraturan; lima jenis padi-padian takkan masak. Wabah penyakit akan merajalela dan jumlah yang mati banyak sekali.

人民勤苦,縣官剋罸,不順道理,皆思樂亂。
Rakyat akan bekerja dengan menderita, sedangkan pejabat sewenang-wenang dan kejam. Semuanya takkan mematuhi prinsip kebenaran dan hanya senang memikirkan kekacauan.

惡人轉多,如海中沙;善者甚少,若一、若二。
Orang jahat akan bertambah banyak bagaikan pasir samudra. Orang baik amatlah sedikit, paling-paling hanya satu atau dua.



「劫欲盡故,日月轉促;人命轉短,四十頭白。
“Karena akhir kalpa semakin dekat, periode revolusi matahari dan bulan semakin singkat. Umur manusia semakin pendek. Pada usia empat puluh kepala mereka telah putih semua.

男子淫泆,精盡夭命,或壽六十。
Pria akan berkelakuan dursila dan menghamburkan air maninya sehingga mati muda. Mereka akan berusia pendek, paling-paling enam puluh.

女人壽長,七、八、九十,或至百歲。
Sebaliknya, wanita akan berusia panjang: tujuh puluh, delapan puluh, sembilan puluh, atau bahkan seratus tahun.



「大水忽起,卒至無期。世人不信,故為有常。
“Air bah akan muncul tiba-tiba dan naik sampai batas yang tidak terperkirakan. Sebab manusia tidak lagi memiliki keyakinan [pada Dharma], hal ini dianggap sebagai fenomena yang biasa.

眾生雜類,不問豪賤,沒溺流漂,魚鱉食噉。
Berbagai makhluk, baik yang hina maupun mulia, akan hanyut atau tenggelam, dan menjadi makanan ikan-ikan dan kura-kura.




Bangkitnya Dharma untuk Terakhir Kali



「時,有菩薩、辟支、羅漢,眾魔驅逐,不與眾會。三乘入山,福德之地。
“Pada saat itu bodhisattva, pratyeka, serta arhat yang diusir oleh kawanan māra takkan dapat menghadiri pertemuan saṅgha. Pengikut ketiga yāna akan masuk gunung, tempat pengembangan kebajikan.

恬泊自守,以為欣快;壽命延長,諸天衛護。
Tenang dan sederhana, mereka akan hidup berbahagia. Usia mereka bertambah panjang dan para dewa melindungi mereka.

月光出世,得相遭值,共興吾道。
Bodhisattva Candraprabha akan muncul di dunia dan mereka akan mampu mengenali tanda-tandanya. Mereka akan dapat menjumpainya dan bersama-sama mengembangkan Dharma-Ku.



「五十二歲,《首楞嚴經》、《般舟三昧》先化滅去。
“Namun, dalam lima puluh dua tahun Sūtra Śūraṅgama- dan Pratyutpanna-samādhi akan lenyap.

十二部經尋後化滅,盡不復現,不見文字。
Kedua belas divisi kitab suci kemudian pun lenyap seluruhnya dan tak pernah muncul kembali. Teks-teks atau kata-katanya takkan ditemukan lagi.

聖王去後,沙門袈裟自然變白。
Sepeninggal sang raja suci (Bodhisattva Candraprabha), jubah śramaṇa akan berubah warna menjadi putih.



「吾法滅時,譬如油燈:臨欲滅時,光更明盛,於是便滅。
“Ketika Dharma-Ku lenyap, prosesnya bagaikan lampu minyak yang hampir padam: bertambah terang sesaat untuk padam seterusnya¹⁰.

吾法滅時,亦如燈滅。自此之後,難可數說。
Saat Dharma-Ku lenyap juga seperti padamnya lampu. Setelah itu seterusnya sukar dikatakan lagi.




Penutup



「如是久後,數千萬歲,彌勒當下世間作佛。
“Demikianlah hingga puluhan juta tahun tahun kemudian, Maitreya turun ke dunia untuk menjadi Buddha.

天下泰平,毒氣消除,雨潤和適,五穀滋茂,樹木長大。
Dunia akan diliputi kedamaian dan hawa jahat akan menghilang. Hujan akan turun teratur sehingga lima jenis padi-padian dapat tumbuh dan pepohonan dapat berkembang.

人長八丈,皆壽八萬四千歲。眾生得度,不可稱計。」
Manusia akan memiliki tinggi 80 kaki dan usianya semua 84.000 tahun. Makhluk-makhluk yang akan diselamatkan [oleh Maitreya] tidak terkatakan¹¹.”



賢者阿難作禮白佛:「當何名斯經?云何奉持?」
Āyuṣman Ānanda memberi hormat dan berkata kepada Buddha: “Apakah nama yang akan diberikan untuk sūtra ini? Bagaimanakah kami harus menjunjung dan mempertahankannya¹²?”



佛言:「阿難。此經名為《法滅盡》。宣告一切,宜令分別;功德無量,不可稱計。」
Buddha bersabda: “Ānanda, sūtra ini akan disebut Berakhirnya Dharma. Beritahukanlah hal ini kepada semua agar mereka menyebarluaskannya. Jasa kebajikanmu akan tak terukur dan tak terkatakan.”



四部弟子聞經,悲慘惆悵,皆發無上聖真道意,悉為佛作禮而去。
Setelah mendengarkan sūtra ini, keempat kelompok siswa merasa amat sedih dan berdukacita. Semuanya membangkitkan bodhicitta yang tiada tara, lalu memberi hormat kepada Buddha dan berlalu.







《佛說法滅盡經》
Akhir dari Sūtra tentang Berakhirnya Dharma






CATATAN:

¹ Dikelilingi oleh … Dharma ini 眷屬圍遶,渇仰聞法 — Beberapa edisi tidak memuat klausa ini.

² Kutipan Shih-chia p'u bermula dari sini (佛告阿難……).

³ Tinggal nama 假名 — Berdasarkan bacaan Tripiṭaka edisi Sung lama (1104–1148) yang kini menjadi koleksi Perpustakaan Rumahtangga Kerajaan Jepang. Bacaan yang umum: 雖名. Pada T. № 2874: 卦名.

⁴ Yakni akhir dari kalpa kecil (antarakalpa) yang sekarang. Satu antarakalpa adalah jangka waktu di mana rata-rata usia manusia bertambah satu tahun setiap abadnya, mulai dari 10 hingga 80.000 tahun; kemudian rata-rata usia tersebut kembali menurun satu tahun setiap abadnya, mulai dari 80.000 hingga 10 tahun. Saat ini kita sedang berada di akhir periode penurunan rata-rata usia.

⁵ Berbagai edisi umumnya memiliki klausa pria akan berusia pendek 男子壽短 lagi di awal kalimat ini. Kita menghapus pengulangan ini seperti pada T. № 2874.

Tujuh puluh, delapan puluh, sembilan puluh 七八九十 — Bacaan edisi lain: tujuh puluh atau sembilan puluh 七十九十.

Para dewa 諸天 — Bacaan edisi lain: para raja 諸王.

⁸ T. № 2874 berakhir di sini. Paragraf-paragraf selanjutnya rusak dan sukar terbaca.

Seluruhnya dan tak pernah … takkan ditemukan lagi 盡不復現,不見文字 — Hanya pada edisi Korea. Akan tetapi, kutipan Shih-chia p'u memuatnya. Fragmen klausa ini sepertinya juga ada pada T. № 2874.

¹⁰ Untuk padam seterusnya 於是便滅 — Hanya pada edisi Korea. Terdapat pula dalam kutipan Shih-chia p'u.

¹¹ Kutipan Shih-chia p'u berakhir di sini.

¹² Bagaimanakah kami harus menjunjung dan mempertahankannya 云何奉持 — Hanya pada edisi Korea.

Rabu, 25 November 2015

CHUNG-FÊNG KUO-SHIH TSO-YU-MING



《中峰國師座右銘》
Sesanti Guru Nasional Chung-fêng
(1263–1323)





末世比丘,形似沙門,心無慚愧。
Bhikṣu-bhikṣu di Masa Akhir ini wujudnya menyerupai śramaṇa,
namun hatinya tiada segan dan malu.

身着法衣,思染俗塵。
Tubuhnya mengenakan jubah Dharma,
tetapi niatannya tercemari debu kehidupan awam.

口誦經典,意憶貪欲。
Walau mulutnya melafalkan kitab-kitab suci,
pikirannya semata-mata memikirkan nafsu dan ketamakan.

晝耽名利,夜酔愛著。
Di siang hari mereka mengejar ketenaran dan keuntungan;
di malam hari mereka termabukkan dengan kecintaan dan kemelekatan.

外表持戒,内為密犯。
Di luar mereka tampil seolah-olah memegang Śīla,
namun di dalam mereka sesungguhnya pelanggar secara rahasia.

常營世路,永忘出離。
Senantiasa disibukkan dalam jalan duniawi,
mereka telah melupakan selamanya pertolakan [dari saṃsāra].

偏執妄想,既拖正智。
Berpegang secara keliru pada gagasan sesat,
telah mereka tanggalkan Pengetahuan yang Benar.


[Oleh karena itu,]


一、道心堅固,須要見性。
1. Kukuhkanlah Batin Pencerahan (bodhicitta) dengan tujuan melihat hakikat diri.

二、疑著話頭,如咬生鐵。

2. Lekatkan keraguan kepada hua-t’ou seperti menggigit besi mentah.

三、長坐蒲團,莫脇着席。

3. Duduklah selalu di bantal meditasi dan jangan biarkan rusukmu menyentuh ranjang.

四、看佛祖語,常自慚愧。

4. Tengoklah ujaran-ujaran Buddha dan para patriark agar senantiasa merasa segan dan malu.

五、戒體清淨,莫穢身心。

5. Jagalah kemurnian substansi Śīla; jangan kotori jasmani dan batinmu.

六、威儀寂靜,莫恣暴亂。

6. Tenteram dalam tatakrama, janganlah bertindak sesuka hati dan serampangan.

七、少語低聲,莫好戲笑。

7. Berbicara sedikit dan dalam suara rendah; jangan menyukai canda dan tawa.

八、雖無人信,莫事人謗。

8. Seandainya pun tiada yang akan mempercayaimu, janganlah meladéni fitnahan orang.

九、常攜笤箒,拂堂舍塵。

9. Senantiasa menggenggam sapu dan kemoceng, sekalah debu dari ruangan dan bangunan.

十、道行無倦、莫飽飲食。

10. Laksanakan praktek Pencerahan tanpa jemu; jangan hanya mengenyangkan diri dengan makan dan minum.


生死事大  光陰可惜
無常迅速  時不待人

Lahir & mati adalah perkara yang besar,

Setiap momen patut kita sayangkan.
Ketidakkekalan amatlah cepat berjalan,
Waktu tidak pernah menunggu orang.

人身難受今已受  佛法難聞今已聞

此身向今生不度  更向何生度此身

Kelahiran sebagai manusia sukar didapat, namun kini telah kita dapatkan;

Buddhadharma sulit didengar, dan kini kita telah mendengarnya.
Diri ini, jika tidak dalam kelahiran sekarang kita seberangkan,
Pada kelahiran mana lagi kita akan menyeberangkan diri?